Rabu, 03 Agustus 2016

Tahu apa tentang manusia?

Siapa kita, kok berlagak paling tahu bagaimana kita.
Tahu computer kan? yang tahu kelemahannya siapa? yang tahu cacatnya siapa? ya pembuatnya kan?
makanya pembuatnya punya buku panduan. Begitulah kita. Allah paling tahu bagaimana kita. Jadi wajar kalau Allah punya aturan terhadap kita. Lah, kok kita yang diciptain punya aturan sendiri? Gimana ceritanya? dimana salahnya aja, kita belom ngerti.

Sabtu, 23 Juli 2016

Di Negeriku

Makassar, 24 Juli 2016
01.08 Wita

Bismillah..
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah saja.

Malam ini, hati ku berkali-kali terhenyak. Perih terasa di area mata, sepertinya hendak basah.
Beberapa kali, harus kudapati, kubacai bahwa negaraku -Indonesia- telah semrawut jadinya. Negara, yang didalamnya mayoritas muslim orangnya tapi tak bisa berbuat apa-apa. Betapa sedih rasanya, agamaku  yang mengajarkan tentang kasih sayang, sopan santun, saling menghargai, saling menghormati, saling mengasihi, bahkan kepada mereka yang bukan islam sekalipun. Tetapi, dinegaraku. Mereka, yang tak mengenal islam secara dalam berani berkata semena-mena. Agama yang mulia mereka kata sebagai ajaran yang brutal. Suka menjajah yang lainnya. Suka membunuh dan semacamnya.
Aduhai..
Betapa mudahnya kalian berkata demikian.
Sejak kami SD hingga detik ini. Ajaran Islam tak pernah bergeser sedikit pun "Rahmatan lil 'alamin". Tak seperti apa yang kalian persangkakan.

Senin, 10 Agustus 2015

Hanya Memberi

Makassar, Perdos D5
Selasa, 11 juli 2015
25 Syawal 2015
Bismillah..

Bersabarlah dan kuatkan kesabaran..
Memberi apa yang bisa kita beri, dan mengambil apa yang Allah beri.
Bersabarlah dan kuatkan kesabaran..
Mengasihi sepenuh kasih yang kita miliki, dan menerima apa diberi, meski hanya sekadarnya.
Meski, terkadang hati tak cukup menerima. Bersabarlah..
Hanya memberi, memberi.
Hanya mengasihi, mengasihi.
Berhenti menuntut bagaimana orang, tetapi bagaimana kita.
Bersabarlah dan kuatkan kesabaran..

Hati kita, manusia. Kadang tak cukup menerima dengan keputusan Allah pada hidup kita. Hati kita, manusia. Masih saja merasa sakit jika Allah tak memberi apa yang hati kita harapkan. Apakah kita, manusia. Telah lupa pada Firman Allah:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Sakitnya hati kita, manusia. Adalah bentuk tidak menerimanya kita, manusia, terhadap keputusan Allah. Padahal telah jelas jaminan Allah, bahwa putusan Allah adalah sebaik-baik putusan.
Bersabarlah dan kuatkan kesabaran..
Bahwa hidupmu hari ini, adalah rencana Allah.
Terbaik, Insyaa Allah!

Senin, 03 Agustus 2015

Rasa

Mengudaralah doa..
Mengetuk langit.
Tegaplah, Dada..
Melapang hati.
Kuatlah pundak..
Memangku sesak.
Tegarlah jiwa..
Menantang rasa.
Kita masih saja pada Suasana yang sama. Belajar menata sesuatu di dalam Dada.


_Rasa_

Kamis, 02 Juli 2015

15 Ramadhan 1436 H

Perdos D5, Makassar
Kamis, 2 Juli 2015.

Ramadhan, bulan mulia yang telah Allah persiapkan diantara 12 bulan. Manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan. Sore kemarin, mata ini berhasil mengabadikan sebuah momen. Seorang laki-laki keluar dari mobil mewah berwarna merah dengan sekotak nasi ditangannya. Tiada dinyana ternyata kotak itu berpindah tangan kepada seorang kakek diatas kereta. Seorang kakek dengan pakaian lusuh dengan sebuah wadah tempat menadah uang dari para penderma. Hal ini, tak mudah kita dapati diluar bulan mulia ini bukan?

Kini, Seperdua Ramadhan telah berlalu, Seperdua dirinya telah berlalu sedang amalan tak jua bertambah. sedang kita masih begini-begini saja. Masih saja jalan ditempat tak memuliakan datangnya.

Ramadhan, jangan menunggu kapan berakhirnya. Sebab esok belum tentu berjumpa dengannya. Kemarin, kita mendapati kita masih terjatuh pada perkara sia-sia, atau malah jatuh pada perbuatan dosa. Sekarang waktunya bangkit. Hari ini belum usai. Insyaa Allah, kita masih memiliki kesempatan untuk membenahi diri.

Al-Qur'an, mendekatkan diri dengannya adalah sebuah kemuliaan. Dibulan ini, dikali beberapa kali. Maka ini, penulis mengakhiri.

Kamis, 04 Juni 2015

Bakti pada Orangtua

Jumat, 05 Juni 2015
BTN Asal Mula


Pertama, ana ingin mengingatkan sebuah ayat tentang keberadaan ibu bapak kita.
 
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia" (QS. Al-Isra':23)

Allah, Rabb manusia telah mengabarkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtua. Setelah pernyataan tentang tauhid -penyembahan hanya kepada Allah- Allah lantas menyebutkan tentang berbuat baik kepada kedua orangtua. Bahkan untuk sekadar berkata "ah" Allah melarangnya.

 Sekadar berkata "ah" itu terlarang. Mengapa? Tentu Allah menyiapkan balasan yang setimpal kepada mereka yang menaati perintah Allah dengan berbakti kepada kedua orangtua.

Termasuk Amal yang Paling Allah Cintai
        Dari Abdullah bin Mas’ud, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Amal apakah yang paling Allah cintai.” Beliau bersabda, “Shalat pada waktunya,” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Masuk Surga
         Dari Abu Hurairah, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celaka, celaka, dan celaka.” Ada yang bertanya, “Siapa dia wahai Rasulullah?” Nabi bersabda, “Dia adalah orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya dalam usia tua, akan tetapi kemudian dia tidak masuk surga.” (HR Muslim)

Sebab panjangnya umur dan mudahnya rezeki. 
    Anas mengatakan, “Barang siapa yang ingin diberi umur dan rezeki yang panjang maka hendaklah berbakti kepada kedua orang tuanya dan menjalin hubungan dengan karib kerabatnya.” (HR. Ahmad)

Penyebab Terkabulnya Doa
    Seorang Bernama Uwais Al-Qarni dikenal sebagai manusia langit. Beliau terkenal dengan mustajabnya doa. Doa-doa yang dipanjatkan olehnya selalu diperkenankan apa yang ia pinta. padahal ia hanya seorang peternak dari Yaman. Apa yang membuatnya menadapat julukan manusia langit? Uwais AL-Qarni memiliki seorang ibu. Ibunya bercita-cita untuk bisa menunaikan haji sedang saat itu ibunya tengah lumpuh. Tak ada jalan lain selain menggendong ibunya. Untuk mewujudkan keinginan ibunya, Uwais berlatih menggendong lembu selama beberapa bulan. Latihan ini dimaksudkan agar ia kuat menggendong ibunya dari Yaman menuju Makkah dengan berjalan kaki. Karena baktinya kepada ibunya inilah sehingga Uwais Al-Qarni dijuluki manusia langit. Masya Allah.

Menghapus Dosa
    Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu ada seorang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Sesungguhnya aku melakukan sebuah dosa yang sangat besar. Adakah cara taubat yang bisa ku lakukan?” Nabi bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu.” “Tidak” jawabnya. Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki bibi dari pihak ibu.” “Ya,” jawabnya. Nabi bersabda, “Berbaktilah kepada bibimu.” (HR. Tirmidzi)
    Rasulullah menyebutkan bahwa salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bertaubat adalah dengan berbakti kepada ibu, jika ibu sudah tidak ada maka berbaktilah kepada saudari perempuan ibu, yakni bibi.

Kemuliaan-kemuliaan yang akan diperoleh begitu besar jika berbakti kepada kedua orangtua kita laksanakan dengan baik. Tetapi, tentu akibat jika tidak dilaksanakan juga akan buruk: 
 
Termasuk Dosa Besar
      Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Maukah aku beritahu kalian tentang dosa besar yang paling besar? Yakni menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua" (HR. Bukhari dan Muslim)


Rugi
“Rugilah, rugi sekali, rugi sekali, seseorang yang mendapati salah seorang dari kedua orang tuanya atau kedua-duanya sewaktu mereka sudah diambang senja (usia lanjut), dan tidak memasukkan ia kedalam surga “(HR Muslim)



Intinya, ana ingin menyampaikan bahwa mari kita bersama-sama belajar untuk berbakti kepada kedua orangtua kita, terutama Ibu. Mereka, bisa menghantarkan kita kepada Syurga. Ditengah-tengah maraknya kisah tragis pembangkangan anak kepada orangtuanya, ana tetap optimis bahwa masih begitu banyak muslimah yang sadar akan kewajibannya kepada orangtua. Masih begitu banyak muslimah yang merindukan Surga, dan salah satu jalannya adalah bakti pada orangtua.

Muslimah yang masih mendapati kedua orangtuanya. Berbaktilah, dengan sebenar-benarnya bakti. Jangan sampai, Perpisahan dengan mereka menjadikan awal bagi kita mengerti tentang bakti yang sebenarnya.

Muslimah yang tak lagi mendapati orangtuanya. Hilangkan kesedihan. Menjadi muslimah sholehah adalah cara terbaik untuk berbakti kepada mereka yang telah tiada.

Rohadatul Aisy